Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Akumulasi Timbal dari Kompos Sampah Kota dalam Jaringan Tanaman Padi (Biological Fertilizer Influence On The Accumulation Of Lead From Municipal Solid Waste Compost In Rice Plant Tissue)

Main Article Content

Sudaryono Sudaryono
Joko Prayitno Susanto

Abstract

Sebagai tanaman komersial, padi memerlukan pemupukan terutama pupuk organik. Pemanfaatan pupuk kompos dari sampah kota sering mengandung logam berat, seperti Pb, Cu, Zn, dll. Pupuk kompos TPA Leuigajah memiliki kandungan timbal yang tinggi yaitu 215,68 ppm. Pb pada kompos dapat diserap oleh akar padi dan ditranslokasikan ke jaringan lain termasuk gabah. Pemberian pupuk hayati diharapkan mampu mengurangi akumulasi logam Pb pada jaringan tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi pupuk hayati Biocon-NP dan inokulasi bakteri dalam menghambat akumulasi Pb di jaringan
padi yang dipupuk dengan kompos sampah kota serta pengaruhnya terhadap produksi padi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan kombinasi antara pemberian pupuk hayati BIOCON-NP, isolat bakteri 11, dan isolat bakteri 39, dan 1 perlakuan kontrol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan Biocon NP menghasilkan gabah kering panen paling tinggi yaitu 36,41 Kwt/ha, sedang produksi terendah adalah perlakuan Kontrol yaitu 26,38 Kwt/ha. Pb tidak ditemukan pada jaringan tanaman padi yang diberi perlakuan Biocon-NP. Dengan demikian pemberian pupuk hayati
Biocon NP sangat dianjurkan sebagai inokulum karena mampu menghambat akumulasi Pb dalam jaringan tanaman dari pupuk kompos sampah kota yang tercemar Pb, sekaligus dapat meningkatkan produksi padi.

As a cash crop, rice requires fertilizers, particularly organic fertilizer for its optimum growth. Compost fertilizer from urban waste often contains heavy metals such as Pb, Cu, Zn, etc. For example, compost fertilizer from Leuwigajah Landfill contains high concentration of lead (Pb), i.e. 215.68 ppm. It is expected that the application of biofertilizer prevents Pb accumulation in rice tissues. This study investigates the potential of biofertilizer Biocon-NP and bacterial inoculations, to block Pb accumulation in rice plants fertilized with urban compost. A Randomized Complete Design with seven combination treatments of Biocon-NP, bacterial isolate 11 and bacterial isolate 39 is used. Control treatment is urban compost alone without Biocon-NP and bacterial inoculation. The results show that application of Biocon NP produces the highest dry grain yield, i.e. 36.41 quintal/ha. Control treatment gives the lowest yield of 26.38 quintal/ha. Pb is not detected in rice tissues of Biocon-NP treatments. These results show the potential of biofertilizer Biocon-NP in blocking Pb accumulation in plant tissues from landfill compost or Pb-polluted soil.

 


 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Sudaryono Sudaryono

Peneliti Utama pada Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Joko Prayitno Susanto

Peneliti Utama pada Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

References

Aliyanto, Barokah. La Ode Sumarlin, Ahmad Saeful Mujab (2011). Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi Lahan Tercemar Limbah Minyak Bumi. Valensi Vol 2 Nop. 3, November 2011. E-Journal Syarif Hidayatullah State Islamic University,. Jakarta

Ariesta, Aseani, (2004). Evaluasi Kandungan Logam Berat dalam Tanaman pada Lahan Bekas Tempat Pembuangan Sampah Akhir (contoh kasus ex-TPA Dago) http://digilib.itb.ac.id/gdl.php. Diakses 10 Februari 2009.

Ariyanti, Forita Dyah, (2006). Penanggulangan Pencemaran Lahan Sawah akibat Industri Tektil di Kecamatan Keabakkramat, Kabupaten Karanganyar. Prosiding sSeminar nNasional Balingtan. Buku I.

Charlena, (2004). Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada Sayur-sayuran. Program Pasca sarjana /S3/ Institut Pertanian Bogor.

Gardner, F., R. Pearce, dan R. Michell. (1991). Physiology of cCrop Plants (Fisiologi Budidaya, alih bahas S. Herawati). Universitas Indonesia, Jakarta.

Harjadi, S.S. (2002). Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hening Widowati (2011). Pengaruh logam berat Cd,

Pb terhadap perubahan warna batang dan daun sayuran. El-Hayah Vol. 1, No. 4. Maret 2011.

Manurung, S.O., dan M. Ismunaji. (1988). Morfologi dan Fisiologi Padi-pPadi. Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.

Notohadiprawiro, T. (1995). Logam Berat dalam Pertanian. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Volume 7 No.2. 1995.

Notohadiprawiro, T. (2006). Logam Berat Ddalam Tanaman. Naskah Ceramah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Reneka Cipta. Jakarta.

Prijambada, (2006). Bioteknologi untuk Penanganan Limbah Logam Berat. Makalah dalam Bioteknologi dan Kelestarian Lingkungan.

Universitas Sebelas Maret.

Rahayu, Lies W.F. (1995). Analisis Jumlah Klorofil dan Kandungan Logam Berat Pb dalam Jaringan Daun akibat Pencemaran Lalu Lintas. Jurnal Mmanusia dan l Lingkungan No. 5 thn II.

Rangkuti (2004). Kandungan Logam Berat Timbal dalam Daun Kulit Kayu Tanaman Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) pada Sisi Kiri Jalan Tol Jagorawi. Biosmart 6 (2);

Sudaryono (2011). Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Penyerapan Logam Berat Tembaga dan Timbal pada Tanaman Baby Corn. Jurnal Rekayasa Lingkungan. Pusat Teknologi Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknolgi. Jakarta.

Wahyono, S., S. Widjanarko, S.S. Moersidik dan S.T.Djajadiningrat (2012). Metabolisme Pengelolaan Sampah Organik Melalui Teknologi Komposting di Wilayah Internal Perkotaan (Kajian Pengelolaan Sampah Organik pada Tipologi Kota Sedang, Studi Kasus di Kota Probolinggo, Jawa Timur). Jurnal Teknologi Lingkungan. Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT, 13(2):179-192.