Pengembangan Buru Hotong {Setaria Italica (L) Beauv) Sebagai Sumber Pangan Pokok Alterna

Main Article Content

Sam Herodian

Abstract

Buru Hotong merupakan tanaman yang tumbuh subur di Pulau Buru dan telah
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber karbohidrat alternatif. Namun pemanfaatannya masih sangat sederhana akibat dari belum diketahuinya pola pemanfaatan dalam bentuk yang lain. Pada tulisan ini diperkenalkan teknologi yang sudah dikembangkan, sehingga dapat membuka peluang pengembangannya lebih jauh, baik oleh masyarakat setempat maupun oleh masyarakat di tempat lain. Sifatnya yang mirip rumput, membuat tanaman inimudah tumbuh dimana saja, termasuk di daerah marginal sekalipun. Kandungan gizi Buru Hotong sangat baik, dimana karbohidratnya mirip dengan beras namun kadar protein dan lemaknya lebih tinggi. Biji hotong mengandung komponen bioaktif yang mempunyai sifat antioksidan, antara lain adalah tanin dan vitamin E. Tanin merupakan polifenol, salah satu antigizi yang terkandung di dalam bahan makanan. Komponen ini terutama banyak terkandung pada kulit arinya. Bentuknya yang sangat kecil membutuhkan penangan pascapanen yang khusus, pada tulisan ini diperkenalkan sedikit mengenai teknologi pengupasan kulit dan penepungannya. Pada tulisan ini juga diperkenalkan teknologi proses yang sudah dikembangkan dengan berbasis Buru Hotong, yaitu pembuatan cookies, mi instan dan bubur instan. Pada jenis makanan tertentu tepung Buru Hotong dapat digunakan 100% tanpa campuran tepung yang lain, namun untuk jenis makanan lain yang memiliki karakteristik tertentu masih diperlukan pencampuran.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Sam Herodian

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

References

Astawan, M. dan T. Wresdiyati. 2004. DietSehatdengan Makanan Berserat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Balentine. DA and I. Paetau-Robinson 2000. Tea as a Source of Dietary Antioxidants with a Potential Role in Prevention of Chronic Diseases. Di dalam: Mazza G, Oomah BD, editor. Herbs, Botanicals & Teas. Pennsylvania, USA: Technomic Pub. Com. Inc. him. 265-287.

Behall, K.M. and J. Hailfrisch. 2002. Plasma glucoce and insulin reduction after consumption of bread varying in amylose content. Eur J Clin Nutr 56 (9):913-920.

Dassanayake MD. 1994. A Revised Handbook of The Flora of Ceylon, Vol. VIII. http://www.depkes.org/pier/index.html. Di dalam: Prakoso, Wahyu. T 2006. Kajian Metode Tanam Pada Budidaya Tanaman Hotong Buru. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Farrell. P.M and R.J. Roberts. 1994 Vitamin E. Di dalam Shils ME, Olson JA, Shike M. editors. Modem Nutrition in Health and Disease. Ed ke-8. Philadhelpia: Lea and Febiger.

Foster-Powell, KF.. S.H.A. Holt, and J.C.B. Miller. 2002. International Table of Glycemic Index and Glycemic Load Values: 2002. Am J Clin Nutr 76: 5-56.

Kharisun, A. 2003. Uji Performansi Perontok Hotong {Setaria italica) pada Berbagai Ukuran Puli II. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Khush, G.S., CM. Paule and N.M. de la Cruz. 1986 Rice Grain Quality Evaluation and Improvement at IRRI. 17" GEU Training. IRRI, Los Banos. Philippines. Krishiworld (The Pulse of Indian Agriculture). 2005. Fileds Crops of Setaria italica (L.) Beauv. http:/tew.krishworld.com/strartsearch.asp. Dj dalam: Prakoso. Wahyu. T. 2006. Kajian Metode Tanam Pada Budidaya Tanaman Hotong Buru. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Lehninger.A.L. 1982. Principlesof Biochemistry (Dasardasar Biokimia Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaya). Jakarta: Erlangga.

Leniger. H.A., dan W.A Baverloo. 1975. Food Prosess Engineering. D. Reidel Publishing Company, Dordreht, Holland.

Miller, J.B., E. Pang and L. Bramall. 1992. Rice: a high or low glycemic index food? Am J Clin Nutr. 56:1034-1036.

Wickremasinghe, R.L. 1976. By-product of tea. Warta BPTK 2(1/2):69-75.

Widowati, S. 2007. Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau {Camellia sinensis O.Kuntze) dalam Pengembangan Beras Fungsional untuk

Penderita Diabetes Melitus [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.