Prospek Swasembada Kedelai Indonesia Selfsufficiency Prospect of Soybean in Indonesia
Main Article Content
Abstract
Kedelai merupakan salah satu komoditi strategis nasional, karena perannya sebagai sumber pendapatan, lapangan kerja, pembangunan perdesaan dan sumber gizi masyarakat Indonesia. Selama ini kinerja agribisnis kedelai kurang menggembirakan yang ditunjukkan oleh laju peningkatan produksi yang stagnan dan impor yang terus meningkat. Kedelai produksi domestik kurang mampu bersaing dengan kedelai impor dan pada tingkat usahatani kedelai relatif tidak dapat bersaing dengan komoditi pangan lain. Pada kondisi demikian kedelai di Indonesia menjadi tanaman yang kurang diminati petani, diusahakan pada lahan sub optimal dengan tingkat penerapan teknologi seadanya. Sebagai komoditas strategis sudah selayaknya kedelai mendapat perhatian lebih besar dan ditunjukkan dengan adanya komitmen pengembangannya melalui program khusus peningkatan produksi kedelai. Melalui program khusus tersebut dirancang program jangka pendek dan jangka menengah peningkatan produksi kedelai. Program khusus tersebut mencakup kegiatan perluasan areal, peningkatan produktivitas dan kebijakan harga, didukung oleh infrastruktur yang memadai. Peluang untuk peningkatan produksi dan mencapai swasembada masih cukup terbuka setelah tahun 2014 sesuai dengan potensi yang ada. Keberhasilan swasembada sangat tergantung kepada komitmen bersama terutama pemerintah untuk melaksanakan program terobosan tersebut.
Soybean is one of national strategic commodities because of its important role as a source of income, job creation, rural development, and nutricious source. So far the performance of soybean agribusiness is not very promising as reflected by relatively stagnant production growth and increasing import over time. Domestic product cannot compete with imported product, and domestic soybean agribusiness cannot compete with other food commodities. At the present condition, soybean is planted at sub-optimal land using inadequate technology. As a strategic commodity, strong committment should be dedicated to promote soybean. This committment should be formulated in a special program to boost soybean production. Short-term and middleterm programs to increase soybean production need to be designed by considering various factors such as acreage expansion and location, productivity improvement through technology and price policy, supported by adequate infrastructure.There is an open opportunity to achieve self-sufficiency beyond 2014, and in order to do that strong committment is required especially government policy to realize the target.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Badan Litbang Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai. Edisi Kedua.
Badan Pusat Statistik. 2013. Berita Resmi Statistik BPS No. 73/011/Th.XVI, 1 Nov 2013. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Strategis BPS 2013. Jakarta
Balai Besar Sumberdaya Lahan dan Agroklimat. 2012. Peta Potensi Dan Ketersediaan Sumberdaya Lahan Untuk Mendukung Swasembada Kedelai 2014. Badan Litbang Pertanian. Balai penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi,
Badan Litbang Pertanian. 2012. Teknologi Produksi Kedelai Untuk Lahan Sawah, Lahan Kering Dan Lahan Pasang Surut Tipe C Dan D.
Badan Litbang Pertanian.
Budi, G. S.; dan Mimin A. 2010. Swasembada Kedelai: Antara Harapan Dan Kenyataan. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 28 No 1: 55-68. Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. 2010.
Departemen Pertanian. 1993. Presiden Soeharto dan Pembangunan Pertanian. Kementerian Pertanian. 2011. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Permendag No. 23 Tahun 2013 Tentang Program Stabilisasi Harga Kedelai.
Permendag No. 25 Tahun 2013 Tentang HPP Kedelai.
Permendag No. 49 Tahun 2013 Tentang Harga Penjualan Kedelai ke Pengrajin Tahu-Tempe. Permenkeu No. 213/PMK.D11/2011 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor. Perpres No. 32 Tahun 2013 Tentang Penugasan
Kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai.
Pusdatin Kementerian Pertanian. 2013. Perkembangan Rata-rata Tahunan Harga Produsen, Harga Eceran Kedelai Lokal, dan Kedelai Impor, diolah berdasarkan data BPS dan Kementerian Perdagangan 2010-2013.
Susilowati, S.H., Bastuti, T, dan Sugiarto. 2009. Indikator Pembangunan Pertanian Dan Pedesaan. Laporan Penelitian Patanas. Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.