Model Distribusi Hasil Pertanian Yang Berdampak Pada Perbaikan Kualitas Lingkungan

Main Article Content

Emmy Darmawati

Abstract

Sampah pasar tidak saja berasal dari mata rantai distribusi tetapi juga dari jumlah pasokan yang berlebih. Perbaikan pada sistem distribusi hasil pertanian khususnya hortikultura menjadi satu solusi yang efektif dan efisien terhadap penanggulangan sampah kota. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengkaji sistem distribusi komoditas hortikultura dan membuat model sistem distribusi yang mampu mengurangi pasokan sampah ke pusat-pusat distribusi yang umumnya berlokasi di kota. Hasil pengamatan di lapang menunjukkan bahwa sistem distribusi komoditas hortikultura pada umumnya masih menghasilkan sampah cukup besar. Tujuh puluh delapan persen komoditas sayuran di Jabotabek didistribusikan dengan cara tersebut dan sampah yang dihasilkan mencapai 60 persen dari volume pasokan. Berdasarkan tingkat kegiatan pascapanen yang dilakukan, sistem distribusi dimodelkan dalam bentuk perwilayahan (zona) dimana dalam setiap zona diberlakukan aturan kegiatan pasca panen. Ada dua zona yang dibuat yaitu zona podusen dan zona konsumen (pasar kota, pasar induk, dan terminal agribisnis). Dengan model tersebut diharapkan sampah pasar berkurang sampai 40 persen untuk sayuran daun dan 20 persen untuk sayuran umbi. Untuk mendukung penerapan model distribusi yang diusulkan, pada penelitian ini dibangun prototipe sistem berbasis web yang secara real time menginformasikan permintaan dan penawaran atas suatu komoditas sehingga diharapkan dapat memperkecil peluang dalam menghasilkan sampah pasar.

Market waste comes not only from the distribution chain but also from the amount of excess supply. Therefore improvements in the distribution system of horticultural product may be one solution that can effectively reduce city waste. This research is conducted to study the supply-chain system of horticultural commodities that is capable of reducing the supply of waste to the distribution centers which are generally located in the city. The results of observation show that horticultural commodity distribution system still generates considerable amount of waste in the market. 78 percent of vegetable in Jabotabek are distributed in such manner in which the waste reaches 60 percent of the volume. Based on the level of post-harvest activities, the distribution system is modeled in the form of zoning system where in every zone the rules of post-harvest activities are applied. There are two zones, namely the zone of producers (farmers, collectors) and the zone of consumers (market town, the main markets, and agribusiness terminal). With this model it is expected that waste market will decrease up to 40 percent for leafy vegetables and 20 percent for tuber vegetables. By utilizing the information system it is expected that the supply matches with the demand, so that it will reduce the chance of producing waste.

 

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Emmy Darmawati

Institut Pertanian Bogor


References

Anonim, 2008. Statistik Persampahan Domestik Indonesia. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Anonim, 2010. Adipura dan Sampah. http://www.depok.go.id/21/03/2010/himbauanpemerintah-kota-depok/adipura-dansampah[diakses 5 Juni 2011]

Anonim 2011. Stop Pembakaran Sampah!!!!. http://blhkotabengkulu.web.id/beritaumum[diakses 5 Juni 2011]

Anggraini, W. 1997. Analisis Jaringan DistribusiSayur-Sayuran Untuk Konsumsi Pasar Institusi di Sentra Produksi Cipanas. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Dinas Pertanian Pemerintah DKI. 1997. Kajian Pemasaran Hasil Pertanian Menghadapi Pasar Global. Lembaga Sumberdaya

Informasi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Damanhuri, E. dan Padmi T. 2010. Pengolahan Sampah. Program Studi Tehnik Lingkungan. Fakultas Tehnik Sipil dan

Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Edisi Semester I – 2010/2011

Darmawati, E. 2002. Desain Sistem Pendukung Keputusan Distribusi Hortikultura Dengan Pendekatan berorientasi Objek (Kasus Komoditas Sayuran).Desertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Lin, J. 1998. The Information Technology in Agriculture in Taiwan. Proceeding of the First Asian Conferense for Information

Technology in Agriculture, January 24-26, 1998. Wakayana-City, Japan.

Nanseki, T. 1998. Development and Application of Nationwide Marketing Information Database for Vegetables and Fruits in

Japan. Proceeding of the First Asian Conference for Information Technology in Agriculture, January 24-26, 1998. Wakayama-City, japan.

Solahuddin, S. 1998. Strategi Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi. Agromedia,

Vol. 4 No. 2 Juni 1998.

Suprapto, A. 1999. Peranan Informasi Pasar dalam Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Agromedia, Vol. 5, No. 3, Nopember 1999.