PERIKANAN DAN MODAL SOSIAL NELAYAN DI ERA OTONOMI DAERAH
Main Article Content
Abstract
Dalam rangka program revitalisasi perikanan, penyuluhan sangat berperan penting. Revitalisasi memerlukan SDM tangguh, tidak saja dalam hal penguasaan pengetahuan (kognisi), tetapi juga dari sisi keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afeksi). Saat ini eranya berbeda dengan era swasembada beras di tahun 1980-an. Penyuluhan perikanan pada era otonomi daerah ini tidak mungkin lagi dilakukan secara sentralistik sebagaimana masa sebelumnya. Tulisan ini merijelaskan uraian tentang pelaku pelayanan perikanan di era otonomi daerah dan beberapa upaya pembangunan karakter para penyuluhan perikanan. Karakter para penyuluhan perikanan pada umumnya berbeda dan masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan tersendiri. Tantangan yang dihadapi dunia penyuluhan perikanan di era otonomi daerah ini, dengan khalayak sasaran yang beragam baik karakteristik maupun kepentingannya, penyuluhan perikanan dituntut untuk bisa menghadapi itu semua. Dengan melihat keragaman kelebihan dan kekurangan masing-masing pelaku penyuluhan baik pemerintah, pasar, maupun masyarakat, maka penyuluhan perikanan memerlukan peran ketiganya. Pemerintah mungkin cocok untuk satu wilayah, tapi tidak cocok untuk wilayah lain,begitu pula pasar dan masyarakat. Ketiganya bisa saling melengkapi. Untuk itu kerjasama antar ketiganya menjadi penting, prasyarat kerjasama itu adalah adanya frasrsesama mereka. Upaya pembangunan karakter mesti dilihat berjenjang, tidak saja karakter individual, tetapi juga karakter kelompok, karakter jaringan antar kelompok, serta karakter jaringan dengan luar komunitas. Semuanya juga mensyaratkan kuatnya trust, sehingga penyuluhan sebagai pilar pembangunan perikanan bisa berfungsi dengan baik.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Grafton, R.Q. (2005) "Social capital and fisheries governance". Ocean and Coastal Management 48: 753-766
Satria. Arif, Yoshiaki Malsuda, Masaaki Sano (2006) "Questioning Community-Based Coral Reef Management Systems: Case Study ofAwig-Awig in Gili Indah, Indonesia". Journal of Environment, Developmentand Sustainability, Vol 8, 99-118A@
Satria, Arif (2002) Sosiologi Masyarakat Pesisir: Suatu Pengantar. Cidesindo, Jakarta
Ostrom. E. (1990) Governingthe Commons:TheEvolution of Institutions for Collective Actions. Cambridge UniversityPress: Cambridge
Van den Ban, A.W, Hawkins, H.S. (1999) Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Jakarta
Vitayala.Aida, PrabowoTjilropranoto, Wahyudi Ruwiyanto (1992) Penyuluhan Pembagunan di Indonesia Menyongsong Abad XXI. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta.