Isotlavon Kedelai sebagai Antikanker
Main Article Content
Abstract
Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia, termasuk Indonesia. Kedelai merupakan sumber utama isoflavon. Konsumsi isoflavon pada sebagian besar negara Asia adalah 25-45 mg/orang/hari. Jepang merupakan negara yang konsumsi isoflavonnya tertinggi di dunia, yaitu 200 mg/orang/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari 5 mg/orang/hari. Beberapa tahun terakhir ini, muncul peringatan tentang bahaya konsumsi kedelai dan hasil olahannya, khususnya dalam literatur populer seperti artikel koran dan majalah, serta beberapa situs tidak resmi di internet. Informasi tersebut umumnya berasal dari penerjemahan yang salah atas hasil-hasil studi yang lemah dan kurang mendasar. Sesungguhnya di dalam kedelai terkandung berbagai komponen yang mempunyai sifat antikanker, seperti: inhibitor protease, fitat, saponin, fitosterol, asam lemak omega-3, dan isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi berbagai gangguan kesehatan, khususnya kanker. Beberapa mekanisme dasar isoflavon sebagai antikanker adalah: anti-estrogen, penghambatan aktivitas enzim penyebab kanker, aktivitas antioksidan, dan peningkatan fungsi kekebalan sel. Tulisan ini mengulas peranan isoflavon kedelai sebagai zat antikanker. Produk kedelai yang mengandung isoflavonoid berperan dalam pencegahan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker endometrial. Konsentrasi senyawa ini dalam plasma dapat dengan mudah mencapai level aktif secara biologis tanpa efek racun. Melalui efek penghambatan faktor dan angiogenesis, genistein dapat menjadi penghambat umum dalam pertumbuhan kanker. Melalui modulasi transport obat, genistein dapat menjadi additive yang baik untuk menyempurnakan terapi kanker. Efek biologis yang digambarkan dapat juga digunakan sebagai strategi pencegahan bagi penyakit lain seperti kardiovaskulerdan osteoporosis melalui efek estrogenik dan antioksidatif yang dimilikinya.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Adlercreutz, H. 1990. Western diet and Western diseases: some hormonal and biochemical mechanisms and associations. Scand. J. Clin Lab. Invest. 50(Suppl 201):3-23.
Barnes S, Peterson TG, Coward L. 1995. Rationale for the use of genistein-containing soy matrices in chemoprevention trials for breast and prostate cancer. J Cell Biochem Suppl 1995;22:181-7.
Cassidy A, Bingham S, Carlson J. dan Setchell KDR. 1993. Biological effects of plant estrogens in premenopausal women. FASEB
J. 7(3 Pt II): 5000(abstr.).
Davis JN. Singh B, Bhuiyan M, Sarkar FH. 1998. Genistein-induced upregulation of p21WAF1, downregulation of cyclin B, and induction of apoptosis in prostate cancer cells. NutrCancer 1998;32:123-31.
Eldridge, A. dan Kwolek, W.F. 1983. Soybean Isoflavones : effect of environment and variety on composition. J. Agric. Food Chem.
-394-396
Fotsis T, Peeper M, Adlercreutz H, Fleischmann G, Hase T, Montesano R, dan Swhweigerer.L 1993. Genistein, A Dietary-Derived Inhibitor of In Vitro Angiogeneses. Proc. Natl. Acad, Sci. USA 90: 2690-2694.
Geller J, Sionit L, Partido C, dkk. 1998. Genistein inhibits the growth of human-patient BPH and prostate cancer in histoculture. Prostate
;34:75-9.
Herman C, dkk. 1995. Soybean isoflavones and cancer risk. J. Nurtr. 125:757S-770S.
Hudson, T. 2001. Soy isoflavon in the management of breast cancer survivors : a judgment call. High Beam Research, www.highbeam.com
Jacobsen BK, Knutsen SF, Fraser GE. 1998. Does high soy milk intake reduce prostate cancer incidence? The Adventist Health Study (United States). Cancer Causes Control 1998;9:553-7.
Jordan VC, Koch R, and Bain RR. 1985. Prolactin synthesis by cultured rat pituitary cells : an assay to study estrogens, antiestrogens and their metabolites in vitro. In : Estrogen in the environment II. Influences on Development. (Mc.Lachlan, J.A.ed.). pp 221-234. Elsevier. New York.
Kiguchi K, Constantinuou Al, and Huberman E. 1990. Genistein induced cell differentiation and protein-linked DNA strand breakage in human melanoma cells. Cancer Commun. 2:271-278.
Koswara, S. 2006. Isoflavon, senyawa multi manfaat dalam kedelai. www.ebookpanqan.com Lee HP, Gourley LD, Esteve SW, Lee J, and Day NE. 1991. Dietary effects on breast cancer risk in Singapore. Lancet 337:1197-2000.
Martin PM. Horwitz KB, Ruyan DS. &McGuire WL.1978. Phytoestrogen interaction with estrogen receptors in human breast cancer cells. Endocrinology 103:1860-1867.
Moyad MA. Soy, disease prevention, and prostate cancer (1997). Semin Urol Oncol 1999; 17:97-102.
Nagata Y et al. (2007). Dietary isoflavones may protect against prostate cancer in Japanese men. Journal of Nutrition. Vol. 137:1974-1979. www.nutrainqredients.com
Nakagawa H, Yamamoto D, Kiyozuka Y, Tsuta K,Uemura Y, Hioki K, Tsutsui Y, Tsubura A. 2000. Effect of genistein and synergistic action in combination with eicosapentaenoic acid on gbowth of breast cancel cell lines. Journal of Cancer Research and ClinicalOncology 2000; 126(8):48-454. www.itmonline.org.
Nutraingredients. 2003. Isoflavones, lignans linked to reduced risk of endometrial cancer. Decisionnewsmedia. www,nutrainqredients.com
Nutraingredients. 2004. Hormone link to colon cancer, new benefit from soy protein. Decissionnewsmedia. www, nutrainqredients.com
Nutraingredients. 2004. Soyfoods appear to cut risk of endometrial cancer. Decisionnewsmedia. www.nutrainqredients.com
Orcheson et al. (1993). Estrus cycle and organ changes in rats fed flaxseed, its mammalian lignin precursor or tamoxipen. FASEB J. 7(3
R II): 1686 (abstr.).
Peterson, G dan Barnes, S. 1991. Genistein inhibition of the growth of human breast cancer cells. Independence from estrogen receptors
and the multi-drug resistence gene. Biochem. Biophys. Res. Commun. 179:661-667.
Phipps WR, Martini MC, Lampe JW. Slavin JL, and Kurzer MS. (1993). Effect of flax seed ingestion on the menstrual cycle. J. Clin S.
Schabath MB. Hernandez LM,Xifeng Wu, Pillow PC dan Spitz MR. 2005. Dietary phytoestrogens and lung cancer risk. Journal of the American Medical Association 294 (12). 1493-1504.
Shao ZM, Shen ZZ, Fontana JA, Barsky SH. 2000. Genistein's "ER-dependent and independent" actions are mediated through ER pathways in ER-positive breast carcinoma cell lines. Anticancer Research 2000 Jul-Aug; 20(4):2409-16.
Schweigerer L et al. 1992. Identification in human urine of a natural growth inhibitor for cells derived from solid paediatric tumours. Eur. J. Clin. Invest. 22: 260-264.
Serraino M.R., and Thompson L. U. 1992. The effect of flaxseed supplementation on the initiation and promotional stages of mammary tumorigenesis. Nutr. Cancer 1992; 17:153-159. Shutt, DAand Coy Rl. 1972. Steroid and phytoestrogen binding to sheep uterine receptors in vitro. J.Endocrinol. 52:299-310.
Toyomura K and Kono S. 2002. Soybeans, soy foods, isoflavones and risk of colorectal cancer: a review of experimental and epidemiological data. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol.3. 125-132.
Watanabe S. and Koessel S. 1993. Colon cancer: an approach from molecular epidemiology. J. Epidemiol. 1993;3:47-61
Xu X, Duncan AM, Wangen KE, and Kurzer MS.2000. Soy consumption alter endogenous estrogen metabolism in postmenopausal women. Cancer Epidemiology Biomarker, 2000; 9(8):781-786.