Mewujudkan Kedaulatan Pangan melalui Diversifikasi Pangan1

Main Article Content

Khudori Khudori

Abstract

Politik pangan Indonesia tertuang dalam UU No 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pencapaian politik pangan diukur lewat konsep ketahanan pangan. Konsep ini diadopsi dari FAO. Setelah lebih dari tiga dasawarsa konsep ini diadopsi oleh ratusan negara, temyata tidak mampu mengatasi masalah kelaparan. Konsep ketahanan pangan yang
tidak mempersoalkan siapa yang memproduksi, dari mana produksi pangan, dan bagaimana pangan diproduksi kemudian jadi "kuda troya" kapitalisasi sistem pembangunan pangan dunia yang didesain oleh negara-negara Utara. Hasilnya, sistem pertanian negara-negara Selatan hancur. Kondisi ini melahirkan konsep tandingan: kedaulatan pangan. Berbeda dengan ketahanan pangan yang teknis, kedaulatan pangan adalah konsep politik.Ada perbedaan mendasar antara ketahanan pangan dengan kedaulatan pangan: model produksi pertanian industri vs agroekologis dan multikultur; pasar bebas vs proteksionis dan lokal; memakai instrumen WTO vs International Planning Committee for Food Sovereignty; memuja paten vs antipaten dan komunal; dan wacana economic rationalism vs green rationalism. Jadi, diversifikasi pangan hanya bagian kecil untuk menggapai kedaulatan pangan.
Diversifikasi pangan dirintis sejak 1960-an, tetapi hasilnya belum memuaskan. Hal ini terjadi karena, kebijakan pangan bias beras, inkonsistensi kebijakan diversifikasi, pola konsumsi dan produksi/ketersediaan pangan tidak seimbang, inefisiensi sistem
distribusi dan liberalisasi pasar pangan. Dibandingkan negara-negara Asia, Indonesia memiliki daya dukung lahan cukup baik. Untuk memperkuat diversifikasi pangan harus dipastikan sumberdaya ada di bawah kontrol petani/komunitas untuk memproduksi aneka
pangan sesuai kondisi lokal, mendahulukan pangan yang bisa diproduksi sendiri daripada impor, mengolah pangan lokal menjadi tepung, mengubah kebijakan diversifikasi pangan yang tidak konsisten, merancang-ulang pasar pangan, dan menjaga konsistensi kebijakan.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Khudori Khudori

Fakultas Pertanian Universitas Jember

References

Angus, I. 2008. Food Crisis: World Hunger, Agribusiness, and the Food Sovereignty Alternative. Socialist Voice. Canada.

Anonim. 2003. Enclosures of the Mind (Kapling-Kapling Daya Cipta Manusia): Monopoli-Monopoli Intelektualitas atas Kearifan Lokal

dan Keanekaragaman Hayati. Cindelaras Pustaka Rakyat Cwerdas. Yogyakarta.

Eagleton, D. 2005. Power Hungry: Six Reasons to Regulate Global Food Corporate. Johannesburg: ActionAid International.

FAO. 2003. Trade Reforms and Food Security: Conceptualizing the Linkages. FAO. Rome.

Hadiwinata, B.S., dan Aknolt K Pakpahan, 2004. Fair Trade: Gerakan Perdagangan Alternatif, Pustaka Pelajar-Oxfam-Universitas Katolik

Parahyangan. Yogyakarta.

Holt-Gimenez, E. 2008. The World Food Crisis, Policy Brief No. 16 Food First. October 2008.

http://www.census.gov/ipc/www/img/worldgr.gif and http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx

IATP. 2007. A Fair Farm Bill for Amercia, a series of paper on the 2007 US Farm Bill. Minnesota: Institute for Agriculture and Trade Policy. Institute for Food and Development Policy. Backgrounder. Spring 1998.

Jhamtani, H. dan Hanim, L. 2002. Globalisasi dan Monopoli Pengetahuan. Konphalindo. Jakarta. Khudori. 2004. Neoliberalisme Menumpas Petani:

Menyingkap Kejahatan Industri Pangan. Resist Book. Yogyakarta.

Khudori. 2008. Ironi Negeri Beras. Yogyakarta: Insist Press. Khudori. Korporasi dan Hak Atas Pangan. Kompas. 16 Oktober2007. Kompas. 17Maret2009.

Lappe. MF., Collins, J. and Rosset, P. 1998. World Hunger. 12 Myths, 2nd Edition. Grove/Atlantic and Food First Books.

Lee. R. 2007. Food Security and Food Sovereignty, Centre for Rural Economy Discussion Paper Series No. 11. University of Newcastle Upon

Tine.

Martianto, D. 2005. Pengembangan Diversifikasi Konsumsi Pangan, Seminar Pengembangan Diversifikasi Pangan, Bappenas. 21 Oktober

Martianto, D. dan M. Ariani, 2004. Analisis Perubahan Konsumsi dan Pola Konsumsi Pangan Masyarakat dalam Dekade Terakhir. Prosiding WNPG VIII. Jakarta, 17-19 Mei. Jakarta: LIPI.

Oswald Spring, U. 2008. Food Sovereignty. UNUEHS. Mexico.

Pakpahan, A. 2004. Petani Menggugat. Max Havelaar Indonesia Foundation. Jakarta.

Rachman, Handewi P.S., 2001. Kajian Pola Konsumsi dan Permintaan Pangan di Kawasan Timur Indonesia. Disertasi Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Rachman. Handewi PS., dan Ariani, M. Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 6 No. 2, Juni 2008.

Rosset, P. 2003. Food Sovereignty: GlobalRallying Cryof Farmer Movements. Backgrounder Food First Volume 9 No. 4.

Santoso, D. A., 2009. Kedaulatan vs Ketahanan Pangan. Kompas, 13 Januari 2009.

Sawit, M.H. 2007. Liberalisasi Pangan: Ambisi dan Reaksi dalam Putaran Doha WTO. LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sawit, M.H. 2007. Serbuan Impor Pangan dengan Minim Perlindungan di Era Liberalisasi. KONPERNAS XV an KONGRES XIV PERHEPI. Surakarta. 3-5 Agustus 2007.

Sawit, M.H.2008. Perubahan Perdagangan Pangan Edisi No. 56/XVIIl/Oktober-Desember/2009 Global dan Putaran Doha WTO: Implikasi Buat

Indonesia, Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 6 No. 3. September 2008.

Sawit, M.H . 2008. Policy Response to Increase Food Production and Improving Food Security: Indonesia Case. Manila. 7 October 2008.

Sawit, M.H. dan I.W. Rusastra. 2005. Globalisasi dan Ketahanan Pangan: Peta Jalan Untuk Indonesia. Laporan untuk LPEM Ul dalam kerangka menyusun Road Map Memperkuat Ketahanan Pangan.

Setiawan, B. 2003. Globalisasi Pertanian, Jakarta: Institute for Gblobal Justice.

Smith, M. Pointing, J., and Maxwell, S. 1992. Household Food Security, Concepts and Definitions: An Annoted Bibliography, Development Bibliography No 8. Institute of Development Studies. University of Sussex.

Brighton.

South Center. 2005. Toward a People-centered Agriculture Trade. The South Bulletin. No. 100 (30). March 2005.

Sumarno, I. 2002. Bukan Hanya Beras. Seminar Analisis Skenario Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional Hingga 2015. Nopember

Surono, S. 2001. Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Impor Beras Serta Kebijakan Pemerintah untuk Melindungi Petani, dalam Edisi No. 56/XVIlI/Oktober-Desember/2009 Achmad Suryana dan Sudi Mardianto, Bunga Rampai Ekonomi Beras, Jakarta: LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suryana, A. dan Ketut Kariyasa, 2008. Ekonomi Padi di Asia: Suatu Tinjauan Berbasis Kajian Komparatif, Forum Penelitian Agroekonomi.

Volume 26 No. 1, Juli 2008.

Wibowo, I. 2003. Pendahuluan, dalam Wibowo, I. dan Wahono, F., Neoliberalisme, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta.

Windfhur, M.and Jonsen, J. 2005. Food Sovereignty: Towards Democracy in Localised Food Systems, ITDG Publishing, Rugby.