Upaya Mengurangi Tingkat Kerusakan Buncis Pada Proses Transportasi

Main Article Content

Emmy Darmawati

Abstract

Sumber pangan selain padi adalah sayuran. Buncis merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi untuk pemenuhan gizi masyarakat. Produk segarnya mudah rusak pada proses transportasi, sehingga diperlukan penanganan yang tepat dalam transportasi dan pasca transportasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan terhadap mutu buncis setelah dilakukan transportasi. Selama transportasi, buncis dikemas dengan dua cara yaitu kemasan curah (bulk) dan retail (eceran) dari asal produsen. Untuk cara curah (bulk) pada saat sampai ke konsumen dikemas ulang dalam bentuk kemasan retail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitas dan kuantitas, kemasan yang cocok untuk transportasi buncis segar adalah kemasan retail (kombinasi kemasan styrofoam + keranjang). Secara ekonomis, kemasan curah (keranjang dan kantong plastik) masih mungkin digunakan untuk transportasi jarak dekat, sedangkan untuk transportasi jarak jauh akan lebih menguntungkan apabila langsung menggunakan kemasan retail. Berdasarkan analisa biaya, pada tingkat harga jual buncis Rp 2.500/kg introduksi kemasan yang layak diterapkan adalah kemasan PE + keranjang. Sedangkan untuk kemasan keranjang, plastik dan kombinasi styrofoam + plastik film dengan keranjang akan layak diterapkan pada tingkat mulai dari harga jual Rp 4.900/kg.

Green bean is type of vegetable that is consumed much to a accomplish community nutrition. Green beans are fresh products that can be easily damaged during transportation process, thus need proper handling during and post transportation. The objective of this study was to determine the influence of packaging types to the quality of the fresh beans after transportation. During the transportation from the original sources, the beans were packeged in two forms: bulky and retail packaging. In the bulky form, the beans were subsequently package in the form of retail packaging and directly displayed to end user. The results shown that in term of quality and quantity, suitable packaging for transport of the fresh green beans were in retail form (a combination of styrofoam packaging + plastic container). In the economic point of few, bulky form (plastic container and plastic bags). could be considered to be continually used for short-distance transport. But, for long-distance transport it would be more advantageous when the beans were packed in the retail form. On the basis of cost-benefit analysis, on the selling price beans of 2.500 IDR (Indonesian Rupiah)/kg, suitable packaging was the combination of PE + plastic container. While plastic container, plastic bag, and combination of styrofoam + plastic film would be reasonably apply when the level of the salling price was 4.900 IDR/kg.

 

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Emmy Darmawati

Institut Pertanian Bogor
Dramaga Bogor

References

Badan Pusat Statistik. 2007. Statistika Pertanian 2007. Badan Pusat Statistik: Jakarta.

Darmawati, E. 1994. Simulasi komputer untuk perancangan kemasan karton bergelombang dalam pengangkutan buah-buahan. Tesis.

Program Studi Keteknikan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kusumah, E. C. 2007. Pengaruh berbagai jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap perubahan mutu fisik mentimun (Cucumis

sativus L.) selama transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pradnyawati, P.I. 2006. Pengaruh kemasan dan goncangan terhadap mutu fisik jambu biji (Psidium guajava L.) selama transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setiadi, R. 2005. Kemasan yang Tepat Bisa Menurunkan Jumlah Sayur dan Buah yang Rusak (online), Kompas On-Line. 3 Februari 2005.

Sjaifullah. 1996. Petunjuk Memilih Buah Segar. Penebar Swadaya: Jakarta.

Winarno, 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura. M-Brio Press: Bogor.