Aksesibilitas Pangan: Faktor Kunci Pencapaian Ketahanan Pangan di Indonesia
Main Article Content
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk membahas pentingnya aksesibilitas rumah tangga terhadap pangan sebagai faktor kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Analisis didasarkan pada telaahan studi pustaka dengan menggunakan data sekunder sebagai sumber informasi. Dalam perspektif sistem ekonomi pangan, ketahanan pangan memiliki tiga pilar utama yaitu subsistem ketersediaan distribusi, dan konsumsi. Pentingnya aksesibiltas rumah tangga terhadap pangan dalam pencapaian ketahanan pangan di Indonesia didasarkan pada pertimbangan berikut : (i) Ketahanan dan ketersediaan pangan di tingkat nasional,regional, wilayah merupakan syarat keharusan tetapi itu saja tidak cukup, (ii) Terjaminnya ketahanan pangan tingkat rumah tangga merupakan syarat kecukupan bagi tercapainya ketahanan pangan lokal, regionaln, nasional, global, (iii). Bukti empiris menunjukkan bahwa di wilayah tahan pangan dan terjamin masih ditemukan proporsi rumah tangga rawan pangan yang cukup tinggi (20 – 30 persen), dan (iv) Kasus rawan pangan dan insiden busung lapar di berbagai daerah pada kondisi ketersediaan pangan nasional (dan wilayah) cukup baik. Kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas rumah tangga terhadap pangan bertujuan untuk : (i) meningkatkan akses rumah tangga terhadap pangan dalam jumlah, kualitas, merata dan terjangkau, dan (ii) meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga melalui keanekaragaman konsumsi pangan yang bergizi dan berimbang.
This paper aims to describe the importance of food accessibility as a key factor to achieve food security in Indonesia. The analysis based on a review of literature by using secondary data. In the perspective of food economy, food security consists of three sub systems, namely availability, distribution, and consumption. The importance of household’s food accessibility for achieving food security in Indonesia based on these reasons: (i) food availability at the national, regional and local level as a necessary condition but is not sufficient, (ii) food security at a household level as a sufficient condition to achieve food security at a local, regional, national and global level, (iii) empirically shows that food insecurity at household level is still occur (20-30 percent) at the food security areas; and (iv) areas with the good in food availability is still found incident of household food insecurity or cases of stunting. Therefore, improvement in household’s food accessibility should be rise as an important issue to achieve food security in Indonesia. The goal of this policy is: (i) to increase household’s food accessibility in term of quantity, quality, save, and affordable and (ii) to increase food security at a household level through a diversify food consumption with a nutrition proportionally.
Article Details
catatan copyright agar disepakati oleh penulis.
Penulis sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam etika publikasi
Penulis menyatakan bahwa karya tulis yang diserahkan untuk diterbitkan adalah asli, belum pernah dipublikasikan di manapun dalam bahasa apapun, dan tidak sedang dalam proses pengajuan ke penerbit lain
References
Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian. 2008. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan. Jakarta.
Badan ketahanan Pangan. Departemen Pertanian. 2010. Bahan Sosialisasi Susenas 2009. Jakarta
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri dengan Perum Bulog. 2005. Pedoman Umum Program Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN).
FAO. 2008. Soaring Food Prices: The Need for International Action. HLC/08/INF/1-Abstract. April 2008.
Harianto, et al. 2008. Konsorsium Penelitian Karakteristik Sosial Ekonomi Petani pada Berbagai Tipe Agroekosistem: Karakteristik dan Arah Perubahan Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga. Laporan Hasil Penelitian. Pusat analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan Institut Pertanian Bogor.
Martianto, D. 2010. Perkembangan Pola Konsumsi Pangan Berdasarkan Data Susenas: Tinjauan dari Aspek Teoritis Pola Pangan Harapan.
Bahan sosialisasi Susenas 2009. Badan Ketahanan Pangan. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebiajkan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Diperbanyak oleh Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan. Badan Ketahanan Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Rachman, Handewi .P.S., A. Purwoto, dan G.S. Hardono. 2005. Kebijakan Pengelolaan Cadangan pangan pada Era Otonomi Daerah dan Perum BULOG. Forum Agro Ekonomi Vol 23, No 2, Desember 2005 Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian. Bogor. p 73-83
Rusastra,I.W. Handewi P. Saliem. E. Suryani. Ashari. dan Y. Supriyatna. 2009. Kebijakan Mengatasi Dampak Krisis Pangan-Energi-Finansial terhadap Ketahanan Pangan dan Kemiskinan. Laporan Hasil Penelitian. Sinergi Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Saliem, Handewi.P.; S. Mardianto dan P. Simatupang, 2003. Perkembangan dan Prospek Kemandirian Pangan Nasional.
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 1. No 2, Juni 2003, Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor. p. 123-142
Saliem, Handewi. P. 2008. Indonesian Rice Market: Current Situation of Supply, Demand, Price and Policies for Increasing Supply and Enhancing National Food Security. Paper Presented on Training Program on Policy Options to Promote Agricultural Growth And Reform In An Era of Rising Commodity Prices, Australian Apec Study Centre. Monash University, Melbourne, Australia. 8-12 September 2008.
Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan. 2008. Kumpulan Perundang-undangan dan Peraturan Peraturan tentang Ketahanan Pangan. Diperbanyak oleh Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan. Jakarta
Suryani, E. dan Handewi P.S. Rachman. 2008. Perubahan Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat di Perdesaan. Majalah Pangan. Bulog. Jakarta.