Analisis Kebijakan Agribisnis Gula di Indonesia

Main Article Content

Frendy Ahmad Afandi

Abstract

Gula merupakan barang pokok dan bahan baku industri. Makin besar jumlah penduduk suatu negara
maka makin besar kebutuhannya terhadap gula. Begitu juga dengan keberadaan industri pangan, makin berkembang industri pangan di suatu negara maka kebutuhan pasokan gulanya juga akan makin besar. Kebutuhan terhadap gula menjadi faktor kritis dan strategis untuk dapat dipenuhi dengan baik. Metodologi analisis dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pakar, diskusi kelompok terfokus, observasi, dan rapat koordinasi yang disajikan secara kualitatif. Desain riset yang digunakan adalah teknik purposive sampling dan kajian literatur. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dari hulu sampai dengan hilir untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gula nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga di pasar. Kebijakan agribisnis gula yang dilakukan mencakup kebijakan pada subsistem sarana dan prasarana, budidaya, pengolahan, pemasaran, dan jasa pendukung. Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah titik temu kesejahteraan petani gula di tingkat produsen dan harga terjangkau di tingkat konsumen. Dua pendekatan umum yang dilakukan adalah terkait kelembagaan dan pengembangan usaha yang di dalamnya termasuk unsur pembiayaan. Kebijakan-kebijakan terkini yang dilakukan pemerintah antara lain kebijakan sistem pembelian tebu, neraca komoditas gula, pembentukan Sugar Co, swasembada gula nasional, korporasi pertanian untuk tebu, pemanfaatan lahan Perhutani untuk agroforestri tebu, dan rencana pembentukan badan pengelola dana perkebunan (BPDP) tebu. 

Article Details

Section
Articles

References

Asrol M. 2019. Rekayasa model pengambilan keputusan cerdas penyeimbangan risiko dan nilai tambah untuk rantai pasok berkelanjutan agroindustri gula tebu. Disertasi Institut Pertanian Bogor, 281h.

Asrol M. 2018. Mitigasi risiko dan peningkatan nilai tambah pada rantai pasok agroindustri gula tebu. Tesis Institut Pertanian Bogor, 118h.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2021. Berita Resmi Statistik No. 7/01/Th. XXIV, 21 Januari 2021-Hasil Sensus Penduduk 2020. BPS. Jakarta.

Baye, M. 2010. Managerial Economics and Business Strategy. Seventh Edition. Mc. Graw-Hill. Singapore.

Dirjenbun [Direktorat Jenderal Perkebunan]. 2002. Hasil Survei Biaya Pokok Produksi di Tingkat Petani Tahun 2022. Makalah disampaikan pada Rapat Hasil Survei BPP Tebu. 26 Maret. Yogyakarta.

Dirjenbun [Direktorat Jenderal Perkebunan]. 2020. Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2019-2021. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Dirjenbun [Direktorat Jenderal Perkebunan]. 2021. Program Percepatan Swasembada Gula Konsumsi 2020-2023. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Dirjen Industri Agro dan Kimia. 2009. Road Map Industri Gula. Departemen Perindustrian. Jakarta.

Direktorat SMI [Direktorat Sistem Manajemen Investasi]. 2021. Realisasi KUR Sektor Pertanian. Kementerian Keuangan. Jakarta.

Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah. 2021. Taksasi Akhir Giling 2021 (MTT 2020/2021) Per Perusahaan Gula. Dirjen Perkebunan. Jakarta.

Kemenko Perekonomian. 2021a. Neraca Gula Konsumsi 2021/2022. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Jakarta.

Kemenko Perekonomian. 2021b. Ekosistem KUR Klaster Hulu-Hilir Karet, Kelapa, Tebu. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2021. Rancangan Umum Pengembangan Kawasan Food Estate Berbasis Korporasi Petani. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Khudori. 2020. Beli Putus Tebu Versus Sistem Bagi Hasil. https://analisis.kontan.co.id/news /beli-putus-tebu-versus-sistem-bagi-hasil [di-akses 17 Okt 2022].

Kusnandar. 2006. Industri Makanan dan Minuman Nasional Mulai Bangkit dari Pandemi Covid-19. https://databoks. katadata.co.id/datapublish/2022/03/31/industri-makanan-dan-minuman-nasional-mulai-bangkit-dari-pandemi-covid-19 [diakses 21 Apr 2022].

Mardianto S, Simatupang P, Hadi PU, Malian H, Susmiadi A. 2005. Peta Jalan (Road Map) dan Kebijakan Pengembangan Industri Gula Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 23 No. 1. Juli, pp.19-37.

Montesori, M. 2014. Analisis struktur dan kinerja industri gula Indonesia: periode 1982-2011. Master Thesis at IPB University, 60h.

NSC [Nusantara Sugar Community]. 2021a. Jurnal Gula. Vol.88. Feb, pp. 1-50.

NSC [Nusantara Sugar Community]. 2021b. Jurnal Gula. Vol.98. Des, pp. 1-50.

NSC [Nusantara Sugar Community]. 2022. Jurnal Gula. Vol.104. Juni, pp. 1-58.

Pelitasari L, Panennungi MA. 2005. Analisis Industri Gula Rafinasi dan Strategi Kebijakannya di Indonesia. Jurnal Kebijakan Ekonomi. Vol. 1 No. 2. http://dx.doi.org/10.21002/jke.v1i2.112.

Peragi [Perhimpunan Agronomi Indonesia]. 2021. Gula Tebu: Swasembada atau Impor Terus. Makalah disampaikan pada Webinar Peragi Seri 1. 20 Maret. Zoom.

Perhutani. 2021. Progress-Strategic Project/ Quick Wins Ketahanan Pangan Agroforestry Tebu. Makalah disampaikan pada Rapat Breakfast Meeting. 1 April. Jakarta.

PTPN III. 2021. Revitalisasi Bisnis Gula PTPN Grup dalam Mendukung Swasembada Gula Indonesia. Makalah disampaikan pada Rapat Koordinasi Revitalisasi Bisnis Gula. 19 Juni. Bali.

Shepherd. 1992. The Economics of Industrial Organization. Third Edition. Prentice Hall International. USA.

Wicaksena B. 2017. Sistem Beli Putus Tebu Petani Sebagai Alternatif Sistem Bagi Hasil. Warta Pengkajian Perdagangan. Vol. II No. 14. pp. 7-11.